Postingan

SEANDAINYA AL-QURAN BISA BICARA

Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku. Dengan wudhu, aku kau sentuh. Dalam keadaan suci, aku kau pegang. aku, kau junjung dan kau pelajari. Aku, engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari. Setelah selesai, engkau menciumku mesra. Sekarang, engkau telah dewasa. Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku. Apakah aku bahan bacaan usang yang tinggal sejarah? menurutmu mungkin aku bahan bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu. Atau menurutmu, aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji. Sekarang, aku tersimpan rapi sekali sehingga engkau lupa di mana aku tersimpan. Aku, sudah engkau anggap hanya sebagai pengisi lacimu, kadang kala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertakwa atau aku kau buat penangkal untuk menakuti iblis dan syaithan. Kini aku lebih banyak tersingkir dibiarkan dalam kesendirian, kesepian di dalam lemari, di dalam laci, aku engkau simpan. Dulu, pagi-pagi... Surah-surah yang ada padaku kau baca beberapa halaman di

Doa

Tentang Doa - Kang Wildan Nugraha - Aku selalu merasa bersyukur, karena memiliki Tuhan yang tak melihat rupa dan jarak untuk bisa terkoneksi dengan Nya. Kapanpun dan dimanapun, tanpa perantara apapun. Dalam hidup ini semakin lama, semakin aku sadari bahwa sesuatu yang berharga itu adalah sesuatu yang sifatnya bukan hanya dunia saja, lebih jauh dari itu. Sesuatu yang membawa kita kepada kehidupan abadi, akhirat. Itulah yang sesungguhnya paling berharga. Sedari kecil aku diajarkan untuk berdoa. Sebab hanya do'alah yang bisa menembus batas ruang dan waktu. Mari kita belajar sedikit mengulang tentang doa. Terlihat sederhana, namun doa kini menjadi barang yang teramat langka adanya. Entah mungkin aku yang naif atau bukan. Tapi kalau kau pikir kembali dan merenung lebih dalam lagi, "Kapan terakhir kali kamu berdoa?"   Sebagian dari kita akan menjawab; "Aku baru aja berdoa kok." Oke, sekarang mari bertanya lebih dalam lagi, "Kapan terakhir kali kamu